Kesehatan

Mitos dan Fakta tentang Hepatitis yang Perlu Anda Ketahui

Hepatitis Selalu Menyebabkan Gejala yang Jelas

Hepatitis merupakan penyakit yang menyebabkan peradangan hati dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi virus, kecanduan alkohol, hingga konsumsi obat-obatan tertentu. Penyakit ini tidak hanya menimbulkan gejala ringan seperti kelelahan dan mual, tetapi juga bisa berlanjut menjadi kondisi yang lebih serius seperti sirosis atau bahkan kanker hati jika tidak ditangani dengan baik. 

Berbagai jenis virus hepatitis, termasuk hepatitis A, B, C, D, dan E, memiliki cara penularan dan dampak yang berbeda pada tubuh. Selain itu, faktor risiko lain seperti pola hidup tidak sehat dan paparan bahan kimia beracun juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena hepatitis. 

Terdapat banyak informasi yang beredar tentang hepatitis, namun tidak semuanya benar. Perlu kalian perhatikan, bahwa terdapat mitos-mitos yang beredar terkait Hepatitis seperti:

Mitos: Hepatitis Selalu Menyebabkan Gejala yang Jelas

Banyak orang dengan hepatitis, terutama hepatitis B dan C, tidak menunjukkan gejala awal yang jelas. Hepatitis sering disebut sebagai “penyakit diam” karena bisa tidak menunjukkan tanda-tanda sampai terjadi kerusakan hati yang signifikan. 

Gejala umum yang mungkin muncul termasuk kelelahan, mual, demam ringan, dan kulit atau mata menguning (jaundice), tetapi ini tidak selalu terjadi pada setiap pasien.

Mitos: Hepatitis Hanya Menular Melalui Kontak Seksual

Sementara hepatitis B dapat ditularkan melalui kontak seksual, ada beberapa cara lain hepatitis dapat menyebar. Hepatitis A biasanya ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi. 

Hepatitis B dan C dapat ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, misalnya melalui penggunaan jarum suntik bersama atau dari ibu ke bayi saat melahirkan. Penting untuk mengetahui semua cara penularan untuk mencegah infeksi.

Mitos: Vaksinasi Hanya Diperlukan untuk Hepatitis A dan B

Memang benar bahwa saat ini hanya ada vaksin untuk hepatitis A dan B, namun ini tidak mengurangi pentingnya vaksinasi. Vaksin hepatitis B, misalnya, juga dapat mencegah hepatitis D karena hepatitis D hanya terjadi bersamaan dengan hepatitis B. 

Sayangnya, belum ada vaksin untuk hepatitis C, sehingga pencegahan melalui cara lain seperti tidak berbagi jarum suntik sangat penting.

Mitos: Hepatitis C Tidak Bisa Disembuhkan

Perkembangan dalam pengobatan hepatitis C telah membuat penyakit ini bisa disembuhkan pada banyak kasus. Dengan terapi antiviral langsung (DAA), lebih dari 90% pasien hepatitis C dapat mencapai penyembuhan lengkap. Penting bagi pasien untuk didiagnosis dan memulai pengobatan sedini mungkin untuk mengurangi risiko kerusakan hati lebih lanjut.

Mitos: Orang yang Terinfeksi Hepatitis Tidak Bisa Mendonorkan Darah

Benar, orang dengan infeksi hepatitis aktif tidak diperbolehkan mendonorkan darah karena risiko penularan. Namun, mereka yang telah sembuh dari hepatitis A atau yang telah berhasil mengobati hepatitis B atau C mungkin bisa mendonorkan darah, tergantung pada kebijakan pusat donor darah setempat dan hasil tes darah mereka.

Mitos: Hepatitis Hanya Masalah Orang Dewasa

Hepatitis dapat mempengaruhi orang dari segala usia, termasuk bayi dan anak-anak. Bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis B sangat berisiko tinggi tertular penyakit ini. Oleh karena itu, vaksinasi hepatitis B untuk bayi sangat penting untuk mencegah infeksi kronis di masa depan.

Mitos: Anda Tidak Bisa Mendapatkan Hepatitis Lebih dari Sekali

Ada beberapa jenis virus hepatitis (A, B, C, D, E), dan infeksi satu jenis tidak memberikan kekebalan terhadap jenis lainnya. Misalnya, seseorang yang pernah terkena hepatitis A masih bisa terkena hepatitis B atau C. 

Selain itu, meskipun jarang, seseorang dapat terinfeksi kembali dengan jenis hepatitis yang sama jika sistem kekebalannya tidak sepenuhnya menghilangkan virus.

Mitos: Hepatitis Tidak Dapat Dicegah

Banyak bentuk hepatitis yang dapat dicegah dengan langkah-langkah yang tepat. Vaksinasi efektif untuk mencegah hepatitis A dan B. Untuk hepatitis C, pencegahan melibatkan menghindari kontak dengan darah yang terinfeksi, seperti tidak berbagi jarum suntik. 

Praktik kebersihan yang baik, seks yang aman, dan menghindari konsumsi alkohol berlebihan juga merupakan langkah pencegahan yang penting.

Memahami mitos dan fakta tentang hepatitis sangat penting untuk mengurangi stigma, mendorong pencegahan, dan memastikan bahwa mereka yang terkena mendapatkan perawatan yang tepat. 

Dengan informasi yang akurat, kita dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita dari penyakit yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia ini. 

Jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang hepatitis, konsultasikan dengan tenaga medis atau dokter di Rumah Sakit Columbia Asia untuk mendapatkan informasi secara lebih akurat dan jelas.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai mitos dan fakta seputar hepatitis, Anda dapat mengunjungi Rumah Sakit Columbia Asia yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Semarang, dan Medan.

Referensi: