Fast food atau makanan cepat saji telah menjadi bagian dari gaya hidup modern yang sibuk dan sering kali menjadi pilihan bagi banyak orang yang mencari makanan cepat dan praktis. Namun, di balik kemudahan dan kelezatan yang ditawarkan oleh fast food, terdapat bahaya bagi kesehatan tubuh yang serius.
Menurut Kemenkes, makanan cepat saji paling diminati oleh remaja, dimana kisaran usia 10 – 19 tahun. Remaja memiliki kebutuhan nutrisi yang spesial jika dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Hal ini karena saat remaja terjadi pertumbuhan yang pesat dan perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan masa pubertas.
Kebutuhan gizi pada remaja perlu diperhatikan, mengingat kebutuhan nutrisi pada remaja meningkat karena terjadi peningkatan pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu, kelompok usia remaja juga memiliki produktivitas yang tinggi, sehingga memerlukan kalori, protein, dan mikronutrien yang harus diperhatikan.
Apa yang membuat makanan cepat saji tidak sehat?
1. Kandungan Lemak dan Kalori Tinggi
Makanan cepat saji seringkali tinggi lemak jenuh dan lemak trans, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, obesitas, dan masalah kesehatan lainnya.
2. Tinggi Gula dan Garam
Makanan cepat saji juga cenderung mengandung gula tambahan dan garam yang tinggi, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, diabetes, dan masalah kesehatan lainnya.
3. Rendah Serat dan Nutrisi
Makanan cepat saji umumnya rendah serat dan nutrisi penting lainnya seperti vitamin, mineral, dan antioksidan, yang dibutuhkan tubuh untuk fungsi yang optimal.
Penyakit yang Timbul Akibat Terlalu Sering Konsumsi Makanan Saji:
1. Obesitas:
Konsumsi makanan cepat saji secara teratur dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang signifikan karena tingginya kandungan lemak dan kalori.
2. Penyakit Jantung:
Kandungan lemak jenuh dan lemak trans dalam makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk penyumbatan arteri dan serangan jantung.
3. Diabetes Tipe 2:
Konsumsi makanan cepat saji yang tinggi gula dan garam dapat menyebabkan resistensi insulin dan peningkatan kadar gula darah, yang merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2.
4. Menganggu Kesuburan Reproduksi:
Satu studi menemukan bahwa makanan cepat saji mengandung ftalat. Ftalat adalah zat kimia yang dapat mengganggu cara hormon bekerja dalam tubuh Anda. Paparan pada kadar tinggi zat kimia ini dapat menyebabkan masalah reproduksi, termasuk masalah perkembangan untuk janin.
5. Merusak Enamel (Lapisan terluar) Gigi:
Karbohidrat dan gula dalam makanan cepat saji dan makanan olahan dapat meningkatkan asam di mulut Anda. Asam-asam ini dapat mengikis enamel gigi. Saat enamel gigi Anda hilang, bakteri dapat berkembang, dan lubang gigi dapat berkembang.
Dalam mewujudkan hidup yang lebih sehat, Anda perlu mengganti kebiasaan konsumsi makanan cepat saji dengan alternatif lain, seperti makanan rumahan, makanan siap saji sehat (salad segar, roti gandum, sushi tanpa mayo), makanan cepat saji yang sehat (ayam panggang), dan sayur-sayur atau buah-buahan yang segar.
Dengan membatasi konsumsi makanan cepat saji dan menggantinya dengan alternatif yang lebih sehat, kita dapat mengurangi risiko terkena penyakit yang disebabkan oleh konsumsi makanan cepat saji yang tidak sehat. Ingatlah untuk selalu memperhatikan pola makan yang seimbang dan memilih makanan yang memberikan nutrisi optimal bagi kesehatan tubuh kita.
Apabila Anda membutuhkan bimbingan dalam mengatur pola makan yang sehat, Anda bisa segera konsultasikan dengan dokter atau Ahli di Rumah Sakit Columbia Asia. Diskusikan hal tersebut dengan seseorang yang profesional atau ahli dalam bidangnya, agar usaha Anda untuk memperoleh hidup sehat segera terwujud.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai penyakit akibat konsumsi fast food, Anda dapat mengunjungi Rumah Sakit Columbia Asia yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Semarang, dan Medan.
Referensi: