Rabies adalah penyakit virus yang sangat berbahaya dan seringkali berakibat fatal, yang ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi. Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies, anggota keluarga Rhabdoviridae, yang menyerang sistem saraf pusat dan dapat menyebabkan peradangan akut pada otak.
Penyebaran virus rabies terutama terjadi melalui air liur hewan yang terinfeksi, yang masuk ke tubuh manusia melalui luka gigitan atau cakaran. Selain itu, virus ini juga bisa ditularkan melalui kontak langsung dengan jaringan atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi.
Beberapa hewan yang sering menjadi pembawa virus rabies meliputi anjing, kucing, kelelawar, rakun, dan rubah. Tanpa penanganan yang cepat dan tepat, infeksi rabies hampir selalu berakibat fatal, menjadikan penyakit ini sebagai ancaman serius bagi kesehatan manusia di berbagai belahan dunia. Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat dan, tanpa penanganan yang tepat dan segera, hampir selalu menyebabkan kematian.
Tahap Inkubasi
Tahap inkubasi adalah periode antara gigitan hewan yang terinfeksi dan munculnya gejala pertama pada manusia. Tahap ini bisa berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa bulan, tergantung pada faktor-faktor seperti lokasi gigitan, jumlah virus yang masuk, dan kekebalan individu. Biasanya, periode ini berlangsung sekitar 1 hingga 3 bulan. Selama tahap ini, virus rabies bergerak dari tempat gigitan melalui saraf perifer menuju otak.
Tahap Prodromal
Setelah periode inkubasi, rabies memasuki tahap prodromal yang berlangsung sekitar 2 hingga 10 hari. Pada tahap ini, gejala awal yang tidak spesifik mulai muncul, seperti:
- Demam
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Nyeri atau kesemutan di area gigitan
Gejala-gejala ini sering kali disalah artikan sebagai penyakit lain, sehingga penting untuk memberi perhatian pada riwayat gigitan hewan.
Tahap Neurologis Akut
Tahap neurologis akut adalah fase di mana gejala rabies yang lebih spesifik dan serius mulai muncul. Tahap ini bisa berlangsung dari 2 hingga 7 hari dan melibatkan gangguan pada sistem saraf pusat.
Gejala yang muncul pada tahap ini meliputi:
- Kecemasan dan kebingungan
- Agitasi dan hiperaktivitas
- Halusinasi
- Insomnia
- Kesulitan menelan, yang seringkali diikuti dengan hidrofobia (ketakutan terhadap air)
- Air liur berlebihan
- Kejang
Pada beberapa kasus, pasien juga dapat mengalami aerofobia (ketakutan terhadap udara) dan fotofobia (ketakutan terhadap cahaya).
Tahap Koma dan Kematian
Jika tidak segera ditangani, tahap neurologis akut diikuti oleh tahap koma yang biasanya berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari. Pada tahap ini, pasien mengalami penurunan kesadaran yang progresif, yang akhirnya berujung pada kegagalan pernapasan dan kematian. Tanpa intervensi medis segera setelah terjadinya gigitan, hampir semua kasus rabies berakhir dengan kematian.
Pencegahan dan Penanganan
Mengingat tingkat fatalitas rabies yang sangat tinggi, pencegahan adalah kunci utama. Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil meliputi:
- Vaksinasi hewan peliharaan secara rutin
- Menghindari kontak dengan hewan liar
- Mencuci luka gigitan dengan sabun dan air selama minimal 15 menit
- Segera mencari pertolongan medis setelah gigitan hewan
Setelah terpapar virus rabies, segera menerima vaksinasi post-exposure prophylaxis (PEP) adalah langkah penting untuk mencegah perkembangan penyakit. Rabies adalah penyakit yang sangat berbahaya dengan tingkat kematian yang hampir 100% jika gejala sudah muncul. Memahami tahapan perkembangan rabies dari infeksi hingga gejala akut sangat penting untuk meningkatkan kewaspadaan dan penanganan dini.
Pencegahan melalui vaksinasi hewan peliharaan dan tindakan cepat setelah gigitan hewan dapat menyelamatkan nyawa. Jika Anda memerlukan tindakan atau konsultasi terkait penyakit rabies, silahkan atur jadwal dengan dokter atau tenaga profesional di Rumah Sakit Columbia Asia untuk mendapatkan perawatan yang optimal.
Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat terhadap rabies.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai penyakit rabies, Anda dapat mengunjungi Rumah Sakit Columbia Asia yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Semarang, dan Medan.
Referensi: