Kesehatan

Mengenali dan Mengatasi Andropause (Menopause Pria)

Gejala andropause
Apa Itu Andropause?

Andropause, juga dikenal sebagai menopause pria, adalah kondisi di mana produksi hormon testosteron menurun secara signifikan pada pria yang biasanya terjadi di usia paruh baya, sekitar 40 hingga 60 tahun. Penurunan ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kesehatan fisik dan mental pria, mirip dengan menopause pada wanita.

Gejala Andropause

Gejala andropause bisa beragam dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seorang pria. Beberapa gejala yang umum meliputi:

  • Penurunan Libido: Hasrat seksual yang menurun adalah salah satu tanda utama andropause.
  • Disfungsi Ereksi: Kesulitan dalam mencapai atau mempertahankan ereksi.
  • Kelelahan: Merasa lelah sepanjang waktu meskipun sudah cukup istirahat.
  • Penurunan Massa Otot: Kehilangan kekuatan dan massa otot.
  • Perubahan Mood: Depresi, iritabilitas, atau kecemasan.
  • Penurunan Kepadatan Tulang: Risiko osteoporosis meningkat.
  • Penurunan Konsentrasi: Kesulitan dalam fokus dan memori yang menurun.
Penyebab Andropause

Andropause terjadi akibat penurunan bertahap produksi testosteron seiring bertambahnya usia. Faktor-faktor yang dapat mempercepat atau memperparah kondisi ini meliputi pola hidup tidak sehat, seperti kurang olahraga, diet buruk, dan kebiasaan merokok. 

Kurangnya aktivitas fisik dapat mengurangi massa otot dan memperburuk kelelahan, sementara diet yang tidak seimbang dan merokok dapat mengganggu fungsi tubuh secara keseluruhan dan mempercepat penurunan hormon.

Kondisi medis seperti obesitas, diabetes, dan penyakit kronis lainnya juga memiliki dampak signifikan terhadap andropause. Obesitas dapat mempengaruhi produksi testosteron karena lemak tubuh yang berlebihan dapat mengubah keseimbangan hormon. 

Diabetes dan penyakit kronis lainnya dapat merusak fungsi organ tubuh dan memperburuk gejala andropause.

Stres kronis juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh. Tingkat stres yang tinggi dan berkepanjangan dapat menyebabkan peningkatan produksi hormon stres seperti kortisol, yang dapat menekan produksi testosteron.

Selain itu, faktor genetik memainkan peran dalam risiko mengalami andropause. Riwayat keluarga dengan kondisi serupa dapat meningkatkan kemungkinan seorang pria mengalami penurunan testosteron lebih cepat atau lebih parah. 

Dengan demikian, kombinasi dari faktor-faktor ini dapat mempercepat timbulnya gejala andropause dan memperburuk dampaknya pada kesehatan fisik dan mental pria.

Cara Mengatasi Andropause

Menghadapi andropause bisa menjadi tantangan, tetapi ada beberapa cara yang dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup:

  • Konsultasi dengan Dokter: Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai. Dokter mungkin akan menyarankan terapi penggantian testosteron jika diperlukan.
  • Perubahan Gaya Hidup: Mulai hidup sehat dengan pola makan sehat dan olahraga yang rutin.
  • Olahraga Teratur: Aktivitas fisik dapat membantu meningkatkan mood, energi, dan kesehatan otot.
  • Diet Seimbang: Mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi, termasuk protein, vitamin, dan mineral.
  • Tidur Cukup: Memastikan waktu tidur yang cukup dan berkualitas.
  • Manajemen Stres: Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau hobi yang menyenangkan dapat membantu mengurangi stres.
  • Dukungan Emosional: Mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, atau bergabung dengan kelompok dukungan dapat membantu mengatasi perubahan emosi.
  • Pengobatan Medis: Selain terapi penggantian testosteron, dokter mungkin juga akan meresepkan obat lain untuk mengatasi gejala spesifik seperti depresi atau disfungsi ereksi.

Andropause adalah fase alami dalam kehidupan seorang pria yang dapat membawa berbagai tantangan fisik dan emosional. Namun, dengan pemahaman yang baik tentang kondisi ini dan langkah-langkah penanganan yang tepat, pria dapat mengelola gejala andropause dengan efektif dan tetap menjalani kehidupan yang sehat dan aktif. 

Konsultasikan dengan tenaga medis profesional seperti di Rumah Sakit Columbia Asia untuk mendapatkan penanganan yang sesuai dan personalisasi sesuai kebutuhan Anda.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai andropause, Anda dapat mengunjungi Rumah Sakit Columbia Asia yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Semarang, dan Medan.

Referensi: