Radiasi sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet (UV), baik UVB maupun UVA berpengaruh terhadap kesehatan kulit. Efek kulit terhadap radiasi UV, meliputi efek akut dan efek kronis. Efek akut berupa kemerahan, bengkak, bintik-bintik hitam, diikuti dengan warna kulit yang menjadi lebih kecoklatan (tanning), serta pembentukan vitamin D. Sedangkan efek kronik meliputi penuaan kulit, menurunkan sistem imun tubuh, dan kecenderungan untuk terbentuknya sel-sel pra kanker. Penghindaran secara menyeluruh terhadap sinar matahari juga tidak diperlukan dan tidak praktis, juga tidak dapat diterima oleh masyarakat umum. Contohnya, kebiasaan mencari tempat berteduh selama puncak sinar UV B jam 10 pagi sampai 2 siang, dan melakukan tindakan perlindungan, seperti menggunakan tabir surya (sunscreen), pakaian panjang, topi dengan pinggiran yang lebar, kaca mata hitam, telah menjadi pesan kesehatan masyarakat yang tepat.
Banyaknya efek merugikan yang timbul akibat paparan UV, menyebabkan munculnya berbagai strategi sebagai upaya perlindungan terhadap UV. Salah satu strategi yang digunakan adalah tabir surya. Tabir surya dapat berbentuk losion, spray, jel, atau produk topikal lainnya yang menyerap atau merefleksikan radiasi sinar ultraviolet pada kulit yang terpapar sinar matahari. Tabir surya berdasarkan mekanisme kerja diklasifikasikan menjadi tabir surya fisikal (yang merefleksikan sinar matahari) atau tabir surya kimiawi (yang menyerap sinar ultraviolet). Tabir surya digunakan untuk melindungi efek akut radiasi UV dan juga memiliki efek protektif terhadap perubahan kronik yang disebabkan radiasi UV, seperti kanker kulit. FDA mengklasifikasikan UV filter atau tabir surya menjadi dua kategori, yaitu tabir surya organik dan tabir surya inorganik. Istilah ini digunakan menggantikan istilah yang sebelumnya yaitu tabir surya kimiawi dan fisikal.
Metode untuk mengukur kerja tabir surya adalah SPF (Sun Protecting Factor). SPF merupakan dosis dari radiasi UV yang dibutuhkan untuk membuat kulit terbakar setelah pengaplikasian tabir surya. Semakin meningkat kadar SPF, kemampuannya membuat kulit terbakar akan semakin sulit. Sebagai contoh, SPF-15 akan memfiltrasi 94% radiasi UVB, sedangkan SPF-30 akan memberi perlindungan sampai 97%.
Tabir surya kimiawi umumnya merupakan ikatan aromatik yang berkonjugasi dengan grup karbonil. Struktur kimiawi ini menyerap gelombang UV intensitas tinggi dengan eksitasi menjadi energi yang lebih tinggi. Komposisi kimia tabir surya UVB mencakup para-amino benzoic acid (PABA) dan turunannya, cinnamates, salicylates, octocrylene, ensilozole, dan derivat camphor.
Meskipun, semua komposisi tabir surya adalah kimiawi, istilah nonkimiawi atau fisikal digunakan untuk merujuk tabir surya inorganik yang mencakup 2 komposisi; titanium dioksida dan seng oksida. Tabir surya inorganik sangat fotostabil dan aman. Dalam bentuk partikel ukurannya memungkinkan untuk masuk ke kulit. Tidak ada reaksi iritan atau sensitisasi yang telah dilaporkan terhadap kandungan ini.
Iritasi subjektif terkait dengan rasa terbakar atau rasa menyengat tanpa inflamasi merupakan keluhan sensitivitas yang paling umum dari tabir surya. Iritasi ini paling sering diamati di daerah mata. Tabir surya yang mengandung partikel inorganik (titanium dioksida dan seng oksida) memberikan pilihan yang baik untuk individu dengan kulit sensitif karena bahan ini tidak berkaitan dengan iritasi.
Dalam pemilihan tabir surya, beberapa dokter spesialis kulit menyarankan langkah-langkah sebagai berikut:
- Tabir surya dapat menghambat kedua UVA dan UVB. Ini disebut spektrum luas tabir surya, yang juga harus hipoalergenik dan non komedogenik sehingga tidak menyebabkan ruam atau menyumbat pori-pori, yang dapat menyebabkan jerawat.
- Tabir surya perlu diaplikasikan secara cukup tebal untuk mendapatkan perlindungan SPF penuh.
- Tabir surya harus diaplikasikan 15 sampai 30 menit sebelum terpapar, kemudiian diaplikasikan kembali 15 sampai 30 menit setelah paparan sinar matahari dimulai. Aplikasi lebih lanjut diperlukan hanya setelah kegiatan seperti berenang, berkeringat, dan menggosok.